Atasi Bau Badan dengan Daun Sirih

- Sumber Refrensi: https://ciputrahospital.com/manfaat-daun-sirih/
Daun sirih tumbuh subur ditanah indonesia dan telah tersebar luas di beberapa daerah. Tanaman sirih (Piper betle Liin) banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tanaman herbal, tanaman sirih tumbuh merambat pada batang pohon lainnya. Pada bagian tanaman daun sirih yang sering digunakan yaitu daunnya. Kandungan kimia dalam daun sirih antara lain minyak atsiri, tanin, flavonoid, terpenoid, steroid dan polifenol[1]. Daun sirih sendiri sudah dikenal sejak lama sebagai bahan alami yang memiliki banyak manfaat yang baik bagi tubuh. Kandungan antibakteri yang terkandung didalam daun sirih yaitu minyak atsiri, tanin dan flavonoid. Antibakteri memiliki manfaat untuk membantu mencegah pertumbuhan bakteri.[2]
Bau badan menjadi salah satu masalah umum yang bisa mengganggu penampilan seseorang dan aktivitas sehari-hari. Penyebab bau badan bukan disebabkan oleh keringat yang keluar dari tubuh, melainkan yang menyebabkan bau badan dalam tubuh dikarenakan adanya bakteri yang bercampur dengan keringat. Salah satu bakteri penyebab bau badan yaitu bakteri Staphylococcus epidermidis yang merupakan bakteri penyebab bau badan[3]. Bau badan dapat dicegah dengan menggunakan deodorant. Deodorant memiliki manfaat untuk menghambat perkembangan bakteri sehingga dapat mengurangi bau badan berlebih yang disebabkan oleh bakteri. Namun, saat ini pembuatan deodorant banyak menggunakan bahan kimia yang berbahaya apabila digunakan dalam jangka panjang dan akan berdampak pada kesehatan kulit. Dampak yang ditimbulkan seperti iritasi dan alergi kulit [4].
Kandungan minyak atsiri dalam daun sirih berperan penting sebagai zat anti bakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis. Kandungan minyak atsiri pada daun sirih antara lain kavibetol, karvakol, eugenol, kavikol, katekin, dan allilyrocatechol. Minyak atsiri yang memiliki aroma yang khas, aroma yang khas tersebut berasal dari senyawa kavikol. Pada senyawa kavikol inilah ditemukan paling banyak kandungan minyak atsiri pada daun sirih[5]. Minyak atsiri dapat ditemukan pada bagian tanaman seperti daun, batang, kulit, akar, dan buah[6].
Cara memanfaatkan daun sirih sebagai pencegah bau badan adalah dengan cara merebus daun sirih dan meminumnya, selain di minum hasil rebusan daun sirih juga dapat digunakan untuk mandi, yang memiliki khasiat untuk membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri penyebab bau badan. penggunaan daun sirih ini lebih baik dari pada bahan kimia karena tidak mengandung pengawet, pewarna, ataupun bahan kimia lainnya yang memiliki efek samping yang tidak baik bagi tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
[1] S. Kursia et al., “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etilasetat Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis,” Indones. J. Pharm. Sci. Technol., vol. 3, no. 2, pp. 72–77, 2016, [Online]. Available: http://jurnal.unpad.ac.id/ijpst/article/view/8643
[2] N. M. Owu, . Fatimawali, and M. Jayanti, “Uji Efektivitas Penghambatan Dari Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle L.) Terhadap Bakteri Streptococcus mutans,” J. BiomedikJBM, vol. 12, no. 3, p. 145, 2020, doi: 10.35790/jbm.12.3.2020.29185.
[3] K. Ramdani, L. Mulqie, and I. T. Maulana, “Eksplorasi Beberapa Tanaman yang Memiliki Aktivitas Antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis Penyebab Bau Badan,” Posiding Farm., vol. 6, no. 2, pp. 798–805, 2020.
[4] K. Fajri, F. Susilawati, and L. O. Artanti, “Analisis Kadar Garam Aluminium Pada Beberapa Merek Deodorant Stick Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA),” Pharm. J. Islam. Pharm., vol. 3, no. 2, 2019, doi: 10.21111/pharmasipha.v3i2.3400.
[5] A. N. Tiensi, T. R. S., and T. N. S. Sulaiman, “Formulasi Patch Bukal Minyak Atsiri Daun Sirih (Piper Betle L.) dengan Variasi Kadar CMC-Na dan Karbopol sebagai Polimer Mukoadhesif,” Maj. Farm., vol. 14, no. 1, p. 20, 2018, doi: 10.22146/farmaseutik.v14i1.41925.
[6] A. Saraswati, S. Palupi, and N. I. Eka, “ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF MINYAK ATSIRI DAUN SIRIH HIJAU ( Piper betle L .) DAN DAUN SIRIH,” Calyptra J. Ilm. Mhs. Univ. Surabaya, vol. 7, no. 2, pp. 1640–1659, 2019.